![]() |
George Melianus Kdise |
Saumlaki,
Pemerintah Daerah Maluku Tenggara Barat hingga saat ini masih menanti keputusan Presiden Republik Indonesia soal usulan kota Saumlaki menjadi Tuan Rumah pelaksanaan Sail Indonesia 2015 mendatang.
Sail Indonesia sendiri merupakan program Pemerintah Pusat melalui Kementrian terkait untuk memperkenalkan potensi pariwisata di sejumlah daerah di Tanah Air.
Urgensi perjuangan kota Saumlaki untuk ditetapkan sebagai tempat puncak pelaksanaan Sail Indonesia 2015 ini telah terlihat dengan adanya berbagai promosi kepariwisataan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah, penataan wajah Kota Saumlaki serta percepatan pembangunan yang kini terus ditingkatkan.
Namun, persiapan Pemda MTB tersebut dinilai masih belum maksimal oleh karena sejumlah sarana dan prasarana penunjang belum di siapkan.
George Melianus Kdise, Pengamat Pariwisata di Maluku kepada koran ini mengatakan ibu kota MTB jika nanti ditetapkan sebagai tempat puncak pelaksanaan Sail Indonesia 2015 atau nama yang diusulkan Pemda MTB adalah Sail Tanimbar 2014, dipandang sangat terbatas dari sarana dan prasarana penunjang. Dengan demikian jika kondisi ini tidak berubah maka sudah pasti menghambat jalannya kegiatan puncak nantinya.
Berbagai keterbatasan itu seperti sarana dan prasarana sejumlah objek wisata yang masih terbatas, Tambatan perahu untuk melindungi peraru layar para sailor, belum adanya kantor Imigrasi di Saumlaki, minimnya sarana motor cepat untuk membantu pemeriksaan keliling para petugas, keterbatasan sarana perbankan di Saumlaki yang belum melayani penggunaan kartu Visa untuk para turis asing, sarana telekomunikasi yang masih terbatas, penataan wajah kota Saumlaki yang masih kurang, bahkan hingga kini belum dipersiapkan tempat puncak pelaksanaan seperti layaknya fasilitas penyelenggara Sail Indonesia di tahun –tahun sebelumnya.
Selain itu, George mengaku jika peserta Sail Indonesia 2014 saat menyinggahi pelabuhan Saumlaki menyampaikan kesan tersendiri terkait penjemputan dan kesiapan Pemkab MTB yang mengalami penurunan ketimbang tahun-tahun sebelumnya.
“Untuk kegiatan tahun 2015 sesuai rencana Pemerintah Daerah, seharusnya tahun ini bisa tunjukan keberhasilan. Para peserta datang ke saya dan mereka bilang sangat kecewa. Mereka bilang kami terlalu lama di perahu, pihak Imigrasi terlambat, mereka juga bilang bahwa kami mmau turun ke desa-desa tidak bisa karena acara tidak jelas. Nah ini berbagai kelemahan kita yang mereka sampaikan, belum lagi mereka mengaku tidak ada kordinasi yang baik sehingga perahu yang tiba lebih awal dari persiapan panitia dan petugas Bea Cukai dan Imigrasi” ungkap George.
Kesan ini sebenarnya telah mencerminkan kesiapan MTB sebagai tuan rumah puncak kegiatan Sail Tanimbar 2015 oleh karena peserta yang hadir kemarin akan menjadi informan bagi peserta yang akan datang di tahun 2015.
Dirinya memastikan jika hal ini diakibatkan oleh kesiapan panitia pelaksana yang dibentuk Pemkab di waktu yang telah mendekati pelaksanaan kegiatan puncak sehingga tidak didukung oleh faktor pendanaan dan kerja keras panitia.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif MTB Ir. M. Batlolona usai mengikuti pelaksanaan Welcome Ceremony untuk peserta Sail Indonesia 2014 yang menyinggahi pelabuhan Saumlaki belum lama ini mengakui jika Pemda MTB sejauh ini terus memperbaiki sejumlah penunjang pelaksanaan Sail Tanimbar 2015 mendatang jika disetujui puncak pelaksanaannya di Saumlaki oleh Presiden RI.
Menurut dia, Gubernur Maluku telah menyetujui usulan Pemda MTB terkait Sail Tanimbar 2015 mendatang dengan demikian dirinya memastikan bakal ada kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh Pemprov Maluku terkait periapan pelaksanaan Sail Tanimbar 2015.
Keterbatasan sarana penunjang maupun kekurangan-kekurangannya yang ada bukan untuk mematikan optimisme pemerintah daerah namun sebaliknya mendorong Pemda untuk terus melakukan pembenahan.
“Tahun ini kita memang mau menawarkan sejumlah objek wisata yang agak jauh dari kota Saumlaki seperti di Matakus namun objek-objek wisata itu kan belum ditata dengan baik. Saya juga mengakui bahwa sejauh ini kita belum maksimal dalam mengelolah destinasi-destinasi budaya yang ada di daerah kita. Kita butuh infrastruktur pariwisata, infrastruktur lingkungan sekitarnya dan dukungan lingkungan sekitarnya. Sejauh ini kita belum punya desain yang dekomprehensif. Nah ini sekarang baru kita mulai menata sehingga misalnya bukan hanya situs perahu batunya saja tetapi lingkungan sekitar ada kuliner, ada atraksi-atraksi, home stay, serta sarana komunikasi dan transportasi yang menunjang,” jelasnya.
Pemda, menurut George, sangat optimis akan mendapat kesempatan untuk penyelenggaraan Sail Tanimbar 2015 oleh karena sudah terbiasa menjalankan sail setiap tahunnya yakni sebagai entry point atau pintu masuk sail Indonesia.
”Kita yakni sungguh karena kita berpengalaman dalam menyelenggarakan sail dengan kesan baik oleh semua pihak, bahkan pesaing utama MTB saat ini di pemerintah pusat untuk penyelenggara Sail Indonesia 2015 hanya Teluk Tomini. Mudah-mudahan kalau dalam waktu dekat kita sudah mendapat kepastian maka kesiapan kita segera akan dimaksimalkan,” pungkasnya. (mon)