![]() |
Sekretaris Fraksi PDIP DPRD Kota Ambon Lucky Leonard Upulattu Nikijuluw / Foto : Valen |
Ambon, Dharapos.com – Rumah Sakit Siloam Ambon yang di
gadang-gadang akan ditempati Sekolah Lentera Harapan mendapat tanggapan dari
Sekretaris Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) DPRD Kota Ambon, Lucky Leonard Upulattu Nikijuluw.
Upulattu menyebut Rumah Sakit yang baru berdiri beberapa
tahun di Kota Ambon itu tidak layak jadi Gedung Pendidikan.
Hal in dikarenakan peruntukan bangunan itu sudah sesuai
undang-undang No 28 Tahun 2002, yang mana menyatakan bahwa sebuah bangunan yang
mau di bangun baru harus jelas peruntukannya.
“Jadi kalau peruntukannya untuk kesehatan ya kesehatan,
bukan untuk ditambahkan-tambahkan fungsinya. Kalau memang seperti itu suka
tidak suka pihak manajemen RS. Siloam harus melakukan perbaikan fasilitas
dan mengajukan pengajuan ijin baru dan sebagainya,” ungkapnya di Ambon,
Selasa (4/7/2023).
Menurutnya, sangat tidak mungkin dalam satu atap pembagunan
ada dua kegiatan, sedangkan ijin membangun peruntukan hanya satu.
Untuk itu, sudah tentu bangunan tersebut harus diperuntukkan
untuk kegiatan yang disampaikan sesuai aturan UU No 28 Tahun 2002.
“Bagi kami ini ada sedikit kekeliruan, dan kalau sampai
terjadi, kami akan meminta Komisi III DPRD Kota Ambon untuk memanggil pihak
manajemen RS. Siloam dan Dinas PUPR untuk menanyakan hal tersebut,”
tuturnya.
Ia juga mempertanyakan, apakah tidak ada tempat lain selain
RS.Siloam yang dijadikan sarana pendidikan bagi Yayasan Lentera Harapan. Tentunya,
hal ini bukan soal setuju dan tidak setujunya tapi ini tentang regulasi yang
mengatur.
Oleh sebab itu, sangat diharapkan persoalan ini menjadi
atensi Pemkot Ambon untuk melakukan edukasi terhadap pengusaha investor yang
ada di Kota ini.
“Intinya, bagi kami RS Siloam tidak layak dan harus
dipertimbangkan kembali dan kami tidak mau fungsi bangunan nya berubah dengan
menabrak regulasi-regulasi yang dikeluarkan pemerintah, apalagi ini berbicara
terkait dengan kesehatan para siswa yang nantinya akan lakukan persekolahan
dengan para pasien di satu gedung yang sama. Sudah pasti berefek dan tidak
mungkin tidak, karena mereka butuh kenyamanan, ketenangan dan sebagainya,”
paparnya.
Upulattu menandaskan, kemungkinan besar para orang tua murid
juga tidak akan setuju dengan adanya lokasi pendidikan yang digabungkan dengan
rumah sakit. Sebab sangat tidak mungkin orang tua mau mengambil resiko untuk
anak-anak mereka.
(dp-53)