Daerah

Jembatan Wear Arafura Sudah Bisa Dilewati Kendaraan

14
×

Jembatan Wear Arafura Sudah Bisa Dilewati Kendaraan

Sebarkan artikel ini
Jembatan Wear Arafura4
Jembatan Wear Arafura yang menghubungkan pulau Yamdena yakni dari wilayah Siwaan dan pulau
Larat, desa Ritabel di kecamatan Tanimbar Utara, Kabupaten Maluku Tenggara Barat

Saumlaki, Dharapos.com
Jembatan Wear Arafura yang menghubungkan pulau Yamdena yakni dari wilayah Siwaan dan pulau Larat, desa Ritabel di kecamatan Tanimbar Utara, kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) sudah bisa dilewati oleh kendaraan bermotor, termasuk kendaraan berbeban berat.

Meski jembatan yang dibangun oleh Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) belum diresmikan Pemerintah.

as

“Memang benar, belum diresmikan tetapi kita sudah melayani kendaraan yang meminta izin untuk melewati jembatan” kata Yeremias Arwalembun, Juru bicara PT. Nindya Karya (persero) di Saumlaki, Kamis (25/10/2018).

Dikatakan, saat ini pekerjaan Jembatan Wear Arafura yang dibangun berdasarkan kontrak nomor: HK.02.03/BL.XVI/4986.01/APBN/2016/04 sejak 7 Desember 2016, telah rampung 99 persen.

Panjang jembatan 323 meter dengan total anggaran Rp. 123.079.727.000 dan dikerjakan selama 24 bulan atau 720 hari kalender, dengan konsultan pengawas yakni PT. Karunia Data Konsultan jo PT. Nusvey.

Jembatan Wear Arafura7Site Engineer Konsultan pengawas (Bambang), Quality Engineer konsultan (Abdul Rahman), serta Site Operation Manager PT. Nindya Karya (Fatah Hanifa) yang ditemui menjelaskan jembatan tersebut sudah layak untuk dilalui karena selain sudah rampung, kualitasnya tidak diragukan lagi.

“Pekerjaan betonnya kalau sudah melewati 28 hari maka tidak ada masalah jika mau dilewati. Nah, sewaktu louncher. Jadi betonnya di angkat pake kren dari tongkang lalu di letakkan di atas jembatan kemudian di sambungkan pakai louncher itu.  Nah bobot semua itu kurang lebih 300 ton,” sambung Bambang.

Meskipun telah diberikan kesempatan untuk dilewati oleh masyarakat namun pihak perusahaan masih menerapkan sistem buka tutup.

Hal ini dilakukan karena pihak perusahaan ditegur oleh para pemilik motor laut (ketinting) yang selama ini beroperasi menyeberangkan penumpang di selat itu.

“Cuma kendala kita adalah masyarakat pemilik rakit dan ketinting biasanya komplain ke kita kalau kita kasih lewat orang. Tetapi kalau ada tamu yang minta, kita kasih lewat. Paling banyak kita ijzinkan untuk dilewati oleh rombongan Pemerintah Daerah, Pemerintah kecamatan atau kalau ada pejabat yang lewat,”  beber Fatah Hanifah.

Jembatan Wear Arafura6Abdul Rahman menambahkan saat ini pihaknya sedang menanti pemuatan material untuk penyelesaian pekerjaan yang belum selesai, sebelum masa kontraknya berakhir yakni pada tanggal 27 November 2018.

“Kita tinggal selesaikan marka jalan. Saat ini material marka jalan sedang di bawa dari Surabaya dan dalam sehari dua ini jika sudah ada maka kita akan kerja. Pekerjaan marka jalan itu seperti pengecatan bahu jalan, garis batas jalan dan cat tembok sepanjang jembatan dan kerjanya hanya beberapa hari saja sudah selesai,” pungkasnya.

Sebelumnya, Pemerintah daerah MTB  menyurati Presiden Joko Widodo untuk berkenan meresmikan Jembatan tersebut saat berkunjung ke Ambon guna membuka Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) I di Ambon, namun terjadi perubahan agenda presiden.

Bupati MTB, Petrus Fatlolon berharap jembatan tersebut akan diresmikan langsung oleh Presiden dan segera difungsikan untuk melayani masyarakat diwilayah yang berbatasan langsung dengan Australia itu.


(dp-18)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *