Utama

Memprihatinkan, 1 Warga Saumlaki Kembali Diterkam Buaya Ganas

30
×

Memprihatinkan, 1 Warga Saumlaki Kembali Diterkam Buaya Ganas

Sebarkan artikel ini
Korban Gigit Buaya MTB2
Jasad korban terkaman buaya saat dievakuasi
sejumlah petugas dari lokasi penemuan

Saumlaki, Dharapos.com 
Warga kota Saumlaki pada Jumat siang (18/3) kembali dihebohkan dengan penemuan sosok mayat yang terdampar di dalam muara sungai Weminak di perbatasan desa Bomaki dan Lermatan kecamatan Tanimbar Selatan, Kabupaten Maluku Tenggara Barat.

Kepala Kepolisian Sektor Tanimbar Selatan, IPTU. Dany Jambormias menjelaskan bahwa korban gigitan buaya tersebut bernama Tarsisus Wasa (33) warga kota Saumlaki asal Bajawa Flores, Nusa Tenggara Timur.

Korban awalnya dilaporkan hilang pada hari Selasa (15/3) dinihari, saat pergi menjaring bersama salah satu rekannya di teluk kota Saumlaki atau di seputaran dermaga kapal Ferry.

Ayah satu anak ini akhirnya dilaporkan hilang oleh rekannya ke pos jaga Polsek Tanimbar Selatan.

“Rekan korban melaporkan kepada kami pada malam hari, dan keesokan harinya kami mulai melakukan pencarian dengan menggunakan ketinting. Kami menyisir di sejumlah tempat, mulai dari pelabuhan besar, pelabuhan ferry sampai ke desa Bomaki dan di pulau Rekmiri tapi tidak berhasil karena gelombang dan cuaca yang tidak bersahabat,” tuturnya.

Korban yang telah hilang selama empat hari itu baru ditemukan saat berbagai upaya dilakukan seperti adanya pencarian gabungan dari sejumlah instansi yakni Basarnas, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Polsek Tansel, Polsek KP3, Polisi Perairan, TNI Lanal Saumlaki, Kodim 1507/Saumlaki dan pasukan TNI dari Batalyon Inf 734/SNS.

Kapolsek menambahkan, jika selain upaya pencarian, pihaknya juga meminta tua-tua adat di desa Bomaki dan di desa Olilit Barat untuk melakukan ritual adat, sehingga korban pun ditemukan meskipun jasadnya tidak lengkap lagi.

Sementara itu, Kepala BPBD MTB, C. Batmomolin,S. Sos yang ditemui secara terpisah mengakui jika gigitan buaya yang diketahui adalah jenis buaya air tawar ini telah berulang kali menerkam warga MTB semenjak tahun 2014 lalu.

“Ini merupakan kejadian pertama di tahun 2016, dimana kejadian terakhir kemarin tahun 2015 itu pada Agustus dan September. Kejadian kali ini memang tragis juga, karena saat jasad korban ditemukan, ternyata hanya tinggal kaki kiri dan kanan, sementara mulai pinggang sampai kepala korban itu sudah habis dilahap buaya, dan mengapung di dalam muara sungai dimana jarak dari bibir pantai itu sekitar satu kilo meter,” jelasnya.

Jasad korban yang ditemukan saat itu langsung dievakuasi dengan menggunakan kapal cepat dan setibanya di dermaga Ferry, tim dokter langsung melakukan outopsi dan dihantar menuju rumah korban untuk siap dimakamkan saat itu pula.

Pemerintah Daerah lanjut Batmomolin, bakal memberikan santunan, seperti yang telah dilakukan selama ini kepada korban gigitan buaya dan korban bencana lainnya.

Untuk diketahui, semenjak pertengahan tahun 2014 lalu, beberapa kawasan di Kabupaten MTB seperti di Kecamatan Selaru, Tanimbar Selatan dan Kecamatan Wermaktian masuk dalam kategori berbahaya dan rawan gigitan buaya ganas.

Tercatat hingga kini, korban yang meninggal dunia akibat gigitan buaya ganas sudah melebihi 10 orang.

Pemerintah Daerah MTB dan Kepolisian Sektor Tanimbar Selatan telah melakukan berbagai upaya penanganan seperti sosialisasi bahaya gigitan buaya, melarang warga untuk tidak melaut pada malam hari secara sendiri-sendiri, ritual adat di sejumlah desa, hingga rencana penangkapan buaya, namun masih terbentur dengan sejumlah kendala seperti minimnya fasilitas dan pendanaan.


(dp-18)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *