Pendidikan

Ohoitenan Bantah Tudingan SMA Al-Hilal Pemicu Tawuran

23
×

Ohoitenan Bantah Tudingan SMA Al-Hilal Pemicu Tawuran

Sebarkan artikel ini
Lokasi SMA Alhilal
Warga sempat mendatangi areal SMA Al-Hilal
pasca aksi tawuran dengan SMAN 2 ,
Kecamatan Kei Kecil yang terjadi
beberapa hari yang lalu

Langgur, Dharapos.com
Aksi tawuran melibatkan sekelompok pelajar asal SMA Al-Hilal dan SMA Negeri 2 Kei Kecil, Kabupaten Maluku Tenggara kembali terjadi beberapa hari lalu.

Oleh sebagian warga yang menyaksikan langsung kejadian tersebut menuding sekelompok siswa SMA Al-
Hilal sebagai pemicu aksi saling lempar kedua sekolah yang bangunannya berdekatan.

Meski demikian, tudingan tersebut langsung dibantah orang tua salah satu siswa SMA Al-Hilal, Baba Ohoitenan yang diberi kepercayaan sepenuhnya oleh pimpinan SMA Al-Hilal untuk melakukan klarifikasi.

“Sebenarnya kalau mau ditelusuri akar permasalahannya bahwa pemicu sebenarnya bukan dari SMA Al-Hilal, tapi ini kan rembetan dari masalah yang sudah terjadi sebelum-sebelumnya,” ungkapnya kepada Dhara Pos, Senin (14/9).

Diakui Ohoitenan, setelah mendapat informasi terjadi aksi saling lempar antar sekelompok siswa kedua sekolah, dirinya langsung mendatangi lokasi kejadian. Namun saat itu, kata dia, setibanya di SMA Al-Hilal aksi saling lempar tersebut telah berakhir dan para siswa telah meninggalkan areal sekolah.

“Tetapi dua hari kemudian, saya kembali mendatangi SMA Al-Hilal dan sempat berbincang dengan Satpam sekolah. Ternyata dari Pak Satpam saya mendapatkan informasi tentang keributan dua sekolah beberapa hari lalu,” tuturnya.

Menurut Ohoitenan, sebagaimana cerita Satpam SMA-Al-Hilal kepadanya, ada salah satu siswa SMAN 2 sempat menemui Satpam Al-Hilal dan menceritakan aksi saling lempar tersebut bermula dari salah satu oknum siswa SMAN 2 yang memulai aksi pelemparan tersebut.

“Kata siswa itu, dia tahu oknum siswa SMAN 2 yang memulai melempar ke arah SMA Al-Hilal. Dia tahu nama dan kelasnya. Cuma dia tidak berani beri tahukan siapa orangnya karena kalau sampai ketahuan, dia bisa diberhentikan dari sekolah,” bebernya mengulang cerita Satpam SMA Al-Hilal tersebut.

Siswa tersebut, lanjut Ohoitenan, meminta sang Satpam untuk merahasiakan apa yang baru diceritakan dan usul saran tersebut diterima demi keamanan siswa tersebut.

“Bahkan, siswa itu juga telah membeberkan ke Satpam kalau oknum guru olah raga SMAN 2 pun turut mendukung aksi pelemparan batu ke arah SMA Al-Hilal,” kembali bebernya.

Terkait itu, ditegaskan Ohoitenan, jika ditarik benang lurus maka persoalan ini akan makin panjang sehingga satu-satunya jalan kedua pimpinan sekolah beserta dewan guru dan komite sekolah agar duduk bersama guna membahas masalah tersebut untuk kemudian mencari solusi dan jalan keluarnya.

“Hal tersebut harus segera dilakukan sebab jika tidak maka dikuatirkan dampak dari masalah ini bisa merembet hingga keluar sekolah. Dan kalau sudah terjadi seperti itu, maka akan jadi berbeda,” tegasnya.

Olehnya itu, Ohoitenan mengajak kedua belah pihak untuk meninggalkan pikiran yang kotor maupun sikap saling curiga yang pada akhirnya akan merugikan diri sendiri.

“Mari kita bahu – membahu dan bersama – sama membangun pendidikan di Kabupaten Maluku Tenggara agar menjadi lebih baik lagi bahkan semakin meningkat,” ajaknya sembari meminta media untuk bersikap profesional dan tidak mengada-ada dalam pemberitaan.

Pada pemberitaan sebelumnya SMA Al-Hilal Langgur, Kabupaten Maluku Tenggara kembali menjadi sorotan masyarakat pasca aksi pelemparan yang dilakukan sekelompok siswanya ke SMA Negeri 2 Kei Kecil.

Akibatnya, sekolah tersebut kini dituding jadi basis pelaku tawuran.

Tudingan tersebut disampaikan salah satu warga yang ditemui Dhara Pos, pasca aksi pelemparan yang dilakukan siswa SMA Alhilal.

“Mereka itu bukan baru kali ini saja berulah seperti itu, tapi sudah berulang kali. Kesannya sekolah ini sudah jadi basis pelaku tawuran antar sekolah,” tuding sumber yang meminta namanya tidak dimuat, yang juga sempat menyaksikan ulah sekelompok siswa SMA Alhilal pada Jumat (4/9).

Dirinya mendesak Pemerintah Daerah harus segera turun tangan mengatasi persoalan ini.

“Pemerintah daerah harus tegas sebab kalau tidak maka kejadian ini akan kembali terulang. Dan sudah tentu akan sangat mencoreng nama Pemerintah daerah sendiri,” desak sumber.

Sebelumnya, sekelompok siswa SMA Alhilal kembali berulah dengan melakukan aksi pelemparan,.
Kejadian tersebut berawal sekitar pukul 11.00 Wit, sekelompok siswa SMA Alhilal melakukan aksi pelemparan batu ke dalam areal SMA Negeri 2 Kei Kecil, Jumat (4/9).

Menurut sumber, dirinya sempat melihat sekelompok siswa SMA Alhilal melakukan aksi pelemparan tersebut.

“Waktu itu saya pas menyeberang ke arah RSUD Ohoijang, saya sempat melihat ada sekelompok siswa SMA Alhilal melakukan aksi pelemparan batu ke gedung SMAN 2,” tuturnya.

Aksi pelemparan tersebut, lanjut sumber mengakibatkan salah satu siswa SMAN 2 mengalami luka hingga bersimbah darah.

“Mungkin karena tidak terima rekannya jadi korban aksi pelemparan, sejumlah siswa SMAN 2 lainnya langsung emosi sehingga melakukan aksi balasan yang akhirnya membuat siswa dari kedua sekolah terlibat aksi baku lempar,” lanjutnya.

Pengakuan yang sama juga disampaikan salah satu guru SMAN 2 yang meminta namanya tidak dimuat saat ditemui Dhara Pos.

“Saat saya bersama rekan guru SMAN 2 dan beberapa anggota Polsek Kei Kecil hendak mendatangi SMA Alhilal, masih juga sekelompok siswa SMA Alhilal melakukan aksi pelemparan ke gedung SMAN 2,” akuinya.

Bahkan anehnya, ungkap sumber tersebut, terlihat beberapa guru SMA Alhilal tidak ada respons atau bersikap tegas malah membiarkan para siswa melakukan aksinya. Sehingga terkesan para guru juga turut mendukung aksi yang dilakukan para siswanya.

Atas peristiwa tersebut, sumber meminta pihak Kantor Kementerian Agama serta pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Malra untuk segera memanggil pimpinan SMA Alhilal guna menyelesaikan persoalan tersebut agar dikemudian hari tidak terulang lagi.

Informasi yang dihimpun media ini, sebelum terjadi aksi tawuran, pimpinan dan para guru SMAN 2 sedang mempersiapkan pelaksanaan rapat yang berhubungan dengan hari ulang tahun sekolah.

Saat itu, Kepsek dan dewan guru sementara menanti kedatangan para tamu undangan serta Kepala Dinas Pendidikan Malra untuk dapat membuka rapat tersebut.

Namun, tiba-tiba saja, Kepsek dan dewan guru dikejutkan dengan bunyi hantaman batu yang menghantam gedung sekolah dan berujung pada salah satu siswa menjadi korban luka akibat aksi tersebut.

Perlu diketahui, aksi ini bukan baru pertama kali dilakukan siswa SMA Alhilal tapi sudah berulang kali sehingga diharapkan adanya sikap tegas dari Pemerintah daerah dalam mengatasi persoalan ini.


(dp-20)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *