![]() |
Arca Kristus Raja |
Saumlaki, Dharapos.com
Salah satu tradisi gereja Katolik dimana akhir masa dalam liturgi gereja, umat Katolik se-jagat mengakhirinya dengan merayakan perayaan Kristus Raja Semesta alam.
Perayaan iman tersebut dilakukan sebelum memasuki tahun liturgi yang baru dimana diawali dengan masa Adventus atau masa persiapan sebelum perayaan Natal.
Di Maluku Tenggara Barat, ada tradisi yang telah dilakukan semenjak 2005 silam dimana setiap hari raya Kristus Raja Semesta Alam, umat katolik dari sejumlah paroki dan stasi di wilayah MTB dan Maluku Barat Daya berkumpul di lokasi wisata rohani Kristus Raja Semesta Alam yang terletak di Findruar desa Olilit, Kecamatan Tanimbar Selatan untuk mengikuti perayaan akbar yang dipimpin oleh Uskup atau Wakil Uskup dengan selebaran lain yakni seluruh Pastores yang berkarya di dua wilayah yang berbatasan langsung dengan Australia dan Timor Leste itu.
Hari Minggu (23/11), perayaan yang sama dibanjiri oleh lebih dari 3000 orang umat Katolik dari perwakilan 8 Paroki di wilayah MTB.
Masing-masing paroki itu yakni Paroki Ratu Rosario suci Olilit Timur, Paroki Hati Kudus Yesus Olilit Barat, Paroki St. Mathias Saumlaki, Paroki Petrus dan Paulus Lorulun, Paroki Hati Kudus Arui, Paroki Asumpta Alusi, Paroki Pius X Larat dan Paroki Seira-Adaut.
Meskipun umat dari salah satu Paroki di MBD tidak berkesempatan hadir pada perayaan tersebut namun terlihat perayaan berlangsung meriah yang dipimpin oleh Wakil Uskup Wilayah MTB dan MBD, RD. Yanuaris Alubwaman,Pr.
RD. Matheus Bwariat,Pr, Pastor Paroki Hati Kudus Yesus Olilit Barat dalam khotbahnya di hadapan ribuan umat yang membanjiri lokasi tersebut mengajak umat untuk meneladani Yesus Kristus.
Kristus yang disebut sebagai raja Semesta Alam dijelaskan bahwa ketokohannya sebagai Putera Allah yang berkarya di dunia dan menderita serta wafat di kayu salib untuk menebus dosa umat manusia.
“Yang menjadi kualitas hidup dari Raja Semesta Alam ini yakni bahwa Kristus adalah tokoh yang telah memenangkan peperangan atas dosa dan maut. Karena kemenangan-Nya maka Kristus di muliahkan di Sorga dengan mendapat tempat sebagai Raja. Selanjutnya Kristus disebut sebagai Raja oleh karena Dia disebut sebagai tokoh kontroversial dengan seruan-Nya yakni Kasihilah musuh-mu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Ampunilah mereka karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat,” ajaknya.
Pastor Bwariat sesekali dalam khobahnya mengajak umat untuk lebih mengutamakan cinta kasih dalam kehidupan sehari hari karena diakuinya bahwa hanya dengan cinta kasih mampu menghadirkan kedamaian tanpa peperangan atau konflik warga seperti yang terjadi antar kampung saat ini, keadilan dan kesejahteraan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian yang menjadi keprihatinan dewasa ini adalah perang atau konflik antar warga.
Dia mencontohkan terjadi konflik agraria yang terjadi antar masyarakat desa Lauran – Kabyarat, Arui – Sangliat dan kekerasan fisik lain yang terjadi secara sporadis di sejumlah daerah di Maluku Tenggara Barat. Hal ini menurutnya terjadi karena manusia lebih menguntungkan kepentingan pribadi dan golongan melebihi kepantingan bersama.
Kristus pula memiliki kualitas ketokohan yang lain seperti: setia atas komitmennya walaupun harus menderita dan wafat di kayu salib, bahkan di atas kayu salib pun Kristus masih mengampuni dan menyelamatkan penyamun yang hendak bertobat. Ketokohan ini menurut Bwariat, hendaknya menjadi nilai lebih bagi manusia untuk setia memegang teguh komitmennya yang telah dibuat sebelumnya.
Perbedaan lain yang dimiliki Yesus sebagai Raja semesta alam adalah tidak bisa disamakan dengan raja-raja duniawi karena ketokohannya sebagai raja eskatoligis, yakni Dia yang berkuasa pada penghakiman terakhir.
Misa akbar tersebut dilanjutkan juga dengan puji-pujian dan penghormatan kepada Kristus Raja Semesta alam sebagai puncak dari pesiarahan arca Kristus Raja selama se tahun di paroki Olilit Barat sebelum akan diserahkan pada akhir perayaan tersebut kepada paroki St. Mathias Saumlaki.
Untuk diketahui, semenjak hampir sepuluh tahun terakhir, arca Kristus Raja telah diarak mengelilingi seluruh Paroki di wilayah Maluku Tenggara Barat dan Maluku Barat Daya. Selama setahun Arca Kristus Raja ditempatkan di setiap paroki, umat setempat melakukan penghormatan dan puji-pujian dalam doa dan atraksi seni kepada Kristus Raja. Di Paroki Hati Kudus Yesus Olilit Barat misalnya, sejak Nopember 2013 hingga tahun 2014 ini dilakukan berbagai kegiatan Iman terhadap Kristus Raja dari setiap rukun.
Selain itu, tercatat telah beberapa kali arca Kristus Raja diarak mengelilingi Paroki dan kota Saumlaki. Kegiatan iman ini diharapkan bermanfaat bagi perbaikan pola hubungan umat dengan Tuhan, teristimewa melalui perwujudan pola hidup dari hari lepas hari.
(mon)