![]() |
Drs. Hypolitus Layanan, MAP |
Jakarta, Dharapos.com
Sebagai bentuk penghargaan kepada tokoh-tokoh yang berjasa atas terbentuknya Kabupaten Maluku Tenggara, Pemerintah Daerah disarankan mengabadikan nama para tokoh tersebut pada jalan-jalan yang ada di daerah tersebut.
Sejumlah nama tokoh pejuang dari Kepulauan Kei sejak Maluku Tenggara masih dengan nomenklatur daerah Swatantra Maluku Selatan sampai terbentuknya Kabupaten Daerah Tingkat II Malra adalah diantaranya Abraham Koedoeboen, Vinansius Rahail, Hi. Abdul Gani Renuat, Bon Setitit/Pastor Yamco, Muhidin Madubun, Amabarak Renwarin, Ph. Renyaan serta Piet Tethool.
“Kriteria tokoh yang dimasudkan yaitu berasal dari unsur politik, pemerintahan dan agama yang berasal dari Kepulauan Kei, dengan pertimbangan bahwa telah terjadi beberapa kali pemekaran di Kabupaten Maluku Tenggara,” demikian disampaikan mantan Anggota DPRD Kota Ambon, Drs Hypolitus Layanan, MAP, kepada media ini, baru-baru ini.
Dikatakan, argumentasi pemberian nama jalan protokol dari Pahlawan Nasional maupun tokoh daerah sejalan dengan ditetapkan Langgur sebagai Ibukota Kabupaten Malra oleh Bupati, Wakil Bupati bersama DPRD.
Sehingga diharapkan pemberian nama jalan ini terwujud sejalan dengan konsep penataan ibu kota kabupaten kedepan sesuai dengan Peraturan Daerah.
“Kita harus mengapresiasi beliau yang telah berjuang sejak terbentuknya daerah swatantra, pasca Proklamasi 17 Agustus 1945,” cetusnya.
Yaitu, Kepulauan Kei, Kepulauan Aru, Kepulauan Tanimbar, Kepulauan Babar dan Kepulauan Selatan Daya termasuk sebagai Daerah Swatantra Maluku Selatan sesuai Undang-Undang Nomor 60 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat II Dalam Daerah Swatantra Tingkat I Maluku.
Perjuangan tersebut berlanjut sampai perubahan nomenkaltur daerah Swatantra Maluku Selatan menjadi Kabupaten Daerah Tingkat II Maluku Tenggara sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1952.
Dasar Peraturan Pemerintah tersebut sehingga pada tanggal 12 Agustus 1952, Maluku Tenggara dengan wilayah meliputi Kepulauan. Kei, Kepulauan Aru, Kepulauan Tanimbar, Kepulauan Babar, dan Kepulauan Selatan Daya (Lomola, Kisar, Babar dan sebagainya) dengan Ibukota berkedudukan di Tual.
Kabupaten Daerah Tingkat II Malra, terjadi pemekaran pertama yaitu Kabupaten Maluku Tenggara Barat, kemudian Kabupaten Kepulauan Aru, menyusul Kota Tual.
“Terakhir Kabupaten Maluku Barat Daya dimekarkan dari Kabupaten Maluku Tenggara Barat,” ungkap Layanan yang saat ini sebagai Kepala Subdit Layanan Informasi Perwakilan Negara Asing dan Lembaga Internasional Kementerian Kominfo.
(dp-16)