![]() |
Bupati MTB saat Soft Launching GTM di aula pendopo Bupati, Senin (11/4) |
Saumlaki, Dharapos.com
Sejak lima tahun yang lalu, Yayasan Indonesia mengajar telah menghadirkan para pengajar muda di berbagai desa dan kota di Kabupaten Maluku Tenggara Barat.
Kehadiran dan aktivitas para pengajar muda ini antara lain mengajar dan menggali potensi masyarakat dan pemerintah setempat untuk menumbuhkan dan mengerahkan keterlibatan publik dalam memajukan pendidikan.
Pengabdian para pengajar muda ini telah membuka mata semua elemen masyarakat, begitu juga dengan Pemerintah Daerah.
Pemerintah Daerah MTB menilai bahwa metode yang dibawa para pengajar muda Indonesia Mengajar telah membawa dampak positif bagi masyarakat.
Terinspirasi dari Indonesia Mengajar melalui para pengajar muda tersebut, Pemda MTB pada 2015 lalu akhirnya menghadirkan program Gerakan Tanimbar Mengajar atau GTM.
Dengan segala penahapan, program GTM akhirnya dimulai pada Februari 2016 lalu yang diawali dengan pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) Program GTM melalui Keputusan Bupati.
Dalam laporannya pada kegiatan Soft Launching GTM di aula pendopo Bupati, Senin (11/4), Ketua Kelompok Kerja (Pokja) GTM, Yongky Souisa menjelaskan GTM yang baru dibentuk itu mempunyai visi “Tanimbar Berbudaya, Cerdas dan Maju Melalui Pendidikan Berkualitas”.
Selain itu GTM memiliki misi “Memantapkan sekolah model dalam mewujudkan pembelajaran yang menyenangkan, mewujudkan keluarga cerdas di kabupaten Maluku Tenggara Barat, membangun kemandirian masyarakat dalam bidang pendidikan, Mengaplikasikan ilmu ilmu dan pengetahuan untuk memecahkan persoalan masyarakat”.
Selain program GTM tersebut tampil memakai logo Tifa dengan tiga garis tegak lurus dan bunga anggrek dengan warna hitam dan bertulis merah marun sebagai warna warni cultural Tanimbar.
Diartikan, Penggerak Tanimbar dapat menjadikan pemandu untuk mengharmonisasi berbagai potensi stakeholders sebagai mana lasim disebut Tiga Batu Tungku (Adat,Agama dan Pemerintah) sehingga nantinya tercipta karya bersama dan tentunya membawa keindahan.
Para penggerak Tanimbar sebagai aktor utama dalam GTM ini akan direkrut sebanyak 29 orang dan ditempatkan di 29 sekolah yakni 15 SD, 10 SMP, 3 SMA dan 1 SMK yang berlokasi di 19 desa di 10 Kecamatan.
Para penggerak Tanimbar Mengajar akan beraktifitas selama 1 tahun antara lain melaksanakan pengajaran dan melatih ekstrakurikuler , melakukan kolaborasi, membentuk dan menciptakan komunitas, melakukan advokasi dan memublikasikan kemajuan pendidikan di lokasi tersebut.
“Ada Rencana Kerja Tindak Lanjut (RKTL) yang telah disusun oleh Pokja GTM yakni: workshop Pokja GTM yang telah dilaksanakan pada bulan Maret, Launching dan roadshow pada bulan April, rekruitmen dan seleksi pada bulan April dan Mei, pelatihan intensif selama 40 hari pada bulan Juni dan Juli, penempatan dan penugasan pada bulan Agustus hingga evaluasi pasca penugasan pada Agustus 2017,” katanya.
Pendaftaran calon pengajar pada GTM telah dibuka melalui website: www.tanimbarmengajar.org. dia
berharap agar para pendaftar bisa mencapai 150 orang, untuk kemudian mengikuti tahapan selanjutnya.
Sementara itu, Bupati MTB, Bitzael S.Temmar dalam sambutannya mengapresiasi pembentukan GTM di wilayah itu.
Menurutnya, gerakan ini memandang pendidikan sebagai sebuah ikhtiar kolektif yang akan melibatkan semua elemen masyarakat yang akan peduli dan terlibat dalam menjemput sekaligus mewujudkan pendidikan bermutu di kabupaten Maluku Tenggara Barat.
“Sebagaimana biasanya saya sampaikan dan dimana saja bahwa pendidikan adalah jendela untuk melihat dunia. Tidak ada satu Negara di dunia ini, bahkan tidak ada satu bangsa, daerah bahkan individu manapun yang bisa mencapai prestasi-prestasi terbaik tanpa pendidikan, ungkapnya.
Negara-negara berkembang telah menunjukkan bahwa hanya melalui investasi yang besar di bidang pendidikan, pembangunan dan perkembangan berbagai Negara tersebut dapat dipacu lebih cepat.
Lanjut Bupati, satu-satunya cara yang dapat menjamin surfivalitas atau keberlanjutan hidup atau kemajuan pembangunan suatu daerah seperti di Jepang adalah melalui pendidikan.
Dan Kabupaten MTB saat ini, menurutnya, sedang mempercepat gerak menuju modernisasi dengan menjadikan sektor pendidikan sebagai pemicu utamanya.
“Saya kira kita sudah buat banyak. Infrastruktur nyaris sudah hampir selesai, dalam penataan proses kita juga sudah berupaya dengan berbagai cara mula dari rekrutmen tenaga guru, pelatihan-pelatihan, dan seterusnya. Bahkan kita sedang berusaha untuk menyadarkan masyarakat untuk ikut serta dalam membenahi pendidikan kita. Meskipun sudah mencapai titik terang, namun saya kira belum mencapai taraf minimal yang kita kehendaki,” bebernya.
Bupati mengakui bahwa di Maluku, hanya Kabupaten MTB yang telah menunjukkan budaya baca dan tulis di kalangan masyarakat luas dengan menyediakan sarana penunjang seperti perpustakaan bagi masyarakat, meskipun belum banyak dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat, termasuk kalangan elite.
Dia berharap agar GTM ini dapat disambut dengan baik oleh semua pihak di MTB, agar kepastian anak bangsa untuk memperoleh pendidikan yang murah, terjangkau dan terutama bermutu dapat terjadi di negeri berjuluk Duan – Lolat itu.
(dp-18)